Kita tidak sadar bahwa perkembangan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sains) terjadi dengan cepat. Perkembangan IPTEKS tidak hanya terjadi di dunia industri, ekonomi, politik, lingkungan, akan tetapi juga telah merambah ke dunia pendidikan. Perkembangan IPTEKS yang diiringi dengan rasa tanggung jawab yang tinggi akan membawa kemanfaatan bagi semua orang yang menggunakan teknologi tersebut.
Banyak manfaat yang dapat diambil dari perkembangan IPTEKS, salah satunya yakni dalam dunia pendidikan. Peran IPTEKS dalam dunia pendidikan diantaranya dapat memudahkan guru untuk
mengakses sumber belajar melalui internet. Meskipun begitu, hadirnya teknologi mutakhir dalam dunia pendidikan dirasa masih sangat minim ditemukan terutama di Indonesia.
Salah satu teknologi mutakhir yang dapat diterapkan pada dunia pendidikan yakni teknologi artificial intelligence atau sering disebut sebagai kecerdasan buatan. AI (Artificial Intelligence) merupakan teknologi yang dapat digunakan manusia sebagai asisten bergerak layaknya robot namun keberadaannya berupa tampilan virtual dalam suatu sistem komputer. AI dapat diibaratkan sebagai otak suatu robot.
A. DEFINISI ARTIFICIAL INTELLIGENCE (AI)
Teknologi AI adalah salah satu bentuk kemajuan yang sangat pesat dari perkembangan IPTEKS di dunia. Teknologi AI masih sangat luas cakupannya sehingga pemanfaatannya jugabermacam-macam di berbagai bidang. Dunia pendidikan adalah salah satu bidang yang dapat mengadopsi adanya teknologi AI. Beberapa pendapat dikemukakan oleh para ahli tentang teknologi AI. Luckin et al., (2016, p. 14) berpendapat bahwa AI sebagai suatu sistem komputer yang dirancang untuk berinteraksi dengan dunia melalui kemampuan-kemampuan tertentu dan perilaku intelijen yang kita sadari seperti manusia pada umumnya. Hal tersebut dikuatkan oleh Colen (1997) yang menyatakan bahwa artificial intelligence merupakan teori yang mendasari tentang mekanisme suatu kecerdasan serta metode empirik untuk membangun dan menguji kemungkinan-kemungkinan model dalam mendukung suatu teori. Artificial intelligence adalah cara agar komputer mampu melakukan serangkaian tes berpikir yang dimiliki oleh manusia dan hewan (Millington & Funge, 2009, p. 7). Teknologi juga diadopsi dalam dunia permainan (game).
Berbeda dari pendapat-pendapat sebelumnya, Russel dan Norvig (2010, p. 2), membagi pengertian AI ke dalam empat kategori. Pertama, yakni thinking humanly, menyatakan bahwa teknologi AI merefleksikan pemikiran manusia dalam kegiatan-kegiatan sehari-hari seperti memecahkan masalah, pengambilan keputusan, dan tindakan lain. Kedua, acting humanly yang berarti bahwa AI adalah suatu mesin yang mampu menampilkan kegunaan dengan melibatkan kemampuan intelijen pada saat ditampilkan oleh manusia, serta mampu berbuat sesuatu saat ini yang memiliki kualitas lebih baik dari manusia. Ketiga, thinking rationally yang berarti bahwa AI mampu mengkoordinasikan kemampuan-kemampuan mental melalui komputasi model. Keempat, acting rationally menunjukkan bahwa AI dirancang untuk menciptakan agen yang cerdas melalui penciptaan menggunakan sistem yang canggih.
Berdasarkan beberapa pendapat dari ahli-ahli tersebut, maka dapat ditarik sintesis bahwa teknologi AI merupakan teknologi yang menciptakan sebuah sistem dan memungkinkan komputer sebagai salah satu mediumnya dalam rangka melakukan proses interaksi dan memudahkan manusia dalam menjalankan kegiatan sehari-hari.
Artificial intelligence memberikan kemudahan kepada manusia apabila keberadaannya dimaksimalkan untuk hal-hal positif. Haugeland (1996) berpendapat bahwa AI merupakan mind design yang artinya mencitpakan sistem yang mirip dengan cara kerja otak manusia. Beberapa landasan dalam penciptaan AI dijelaskan oleh Russel dan Norvig (2010, p. 5) sebagai berikut :
a). Filosofi
Beberapa pendapat berspekulasi bahwa mesin mampu bertindak dengan kehendaknya sendiri. Hal inilah yang dikhawatirkan oleh berbagai pihak tentang perkembangan pesat terhadap teknologi AI. Jangan sampai teknologi ini mengambil alih secara mutlak adanya manusia sebagai makhluk sosial dan khalifah di muka bumi ini.
b). Matematika
Para filusuf dunia meyakini bahwa terdapat hal mendasar mengenai munculnya ide terhadap AI, namun lompatan terhadap sains diperlukan perumusan matematis yang tinggi, meliputi tiga hal fundamental, yakni: logika, komputasi, dan probabilitas. Artinya bahwa penemuan AI ini tidaklah lepas dari perhitungan-perhitungan ilmu matematis untuk membuat AI menjadi sebuah sistem yang bermanfaat bagi keperluan manusia. Pengembangan AI membutuhkan algoritma yang cukup rumit untuk dipelajari, sehingga ilmu matematika memberikan peran praktis terhadap pengembangan tekbologi AI di masa mendatang.
c). Ekonomi
Banyak orang berpikir bahwa ekonomi adalah selalu tentang uang, namun para ekonom berpendapat bahwa mereka senantiasa mempelajari bagaimana orang-orang mengambil keputusan yang mengarahkan mereka pada hasil yang lebih menjanjikan. Pernyataan tersebut bermaksud memberikan penjelasan kepada semua orang bahwa untuk menghasilkan uang atau outcome yang menjanjikan, maka diperlukan usaha dan analisis yang kuat. Perkembangan ekonomi sedemikian rupa diprediksi akan memunculkan riset-riset lebih lanjut mengenai pengembangan AI dalam menganalisis, memonitor, serta berperan dalam pengambilan keputusan secara rasional.
d). Neurosains
Neurosains merupakan cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang sistem syaraf manusia, baik syaraf di seluruh tubuh maupun syaraf yang ada pada otak manusia. Pengembangan teknologi AI diprediksi akan mengadopsi perkembangan keilmuan tentang neurosains yang nantinya akan meningkatkan kinerja dan kualitas dari AI dalam berbagai bidang. Otak dan komputer digital adalah dua hal yang sangat berbeda, namun otak manusia jauh lebih canggih dari komputer manapun di dunia ini. Pernyataan tersebut bisa saja terbantahkan jika di masa mendatang dikembangkan teknologi AI yang mampu menyaingi otak manusia bahkan mengungguli otak manusia. Pengembangan teknologi AI ini harus dikaji secara ketat dan mendalam agar dampak negatif secara global dapat dicegah sejak dini.
e). Psikologi
Beberapa riset yang telah dilakukan menunjukkan bahwa model komputer dapat digunakan untuk menuntun memori psikologi, bahasa, dan kemampuan berpikir logika secara berturutturut. Pernyataan tersebut memberikan indikasi bahwa teori kognitif seharusnya seperti sebuah program komputer yang di dalamnya mengandung berbagai mekanisme pemrosesan informasi dan beberapa fungsi kongitif dilibatkan di dalam proses tersebut. Hal inilah juga menjadi pertimbangan mendasar di dalam mengembangkan teknologi AI terutama dalam hal pemroses informasi dalam sistem otak manusia.
f). Teknik Komputer
Hal yang diperlukan agar penerapan AI berjalan sukses ada dua, yakni inteligensi dan benda.Perkembangan komputer dari waktu ke waktu semakin canggih dengan indikasi meningkatnya kapasitas memori, kecepatan, serta akurasi data yang dihasilkan. AI juga dikendalikan oleh seberapa dalam dan canggih dari software yang ada pada sebuah komputer, yang menyuplai sistem operasi, bahasa pemrograman, serta alat-alat yang dibutuhkan untuk menciptakan suatu program. Semakin canggih komputer tersebut, maka program yang dihasilkan akan semakin baik, sehingga tingkat kecerdasan dari AI akan meningkat.
g). Teori kontrol dan masalah keamanan
Suatu teknologi harus dikontrol dan dapat diawasi dengan baik. Keamanan yang ditanamkan pada teknologi tersebut juga harus aman sehingga tidak semua orang dapat mengakses dan mengoperasikannya. Kalkulus dan matrik aljabar adalah dua alat dalam teori kontrol. Melalui
B. PERAN AI DALAM PENDIDIKAN
Dalam pendidikan AI sangat berperan dalam menyampaikan segala informasi dan pengelaman belajar yang akan membuat peoses belajar mengajar lebih efektif. Dengan menggunakan media-media pembelajaran yang dikembangkan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik artificial intelligence, pebelajar/learner dapat belajar tanpa harus berhadapan langsung berhadapan dengan guru, dan informasi dalam media-media pendidikan tentunya akan lebih mempermudah dan meringankan tugas guru/pendidik dalam mentransformasikan ilmu dan pengalaman belajar mereka terhadapa peserta didik. Jadi dapat pula dikatakan bahawa aplikasi kecerdasan buatan dalam bidang pendidikan yang bertindak sebagai partner bagi pelajar atau mahasiswa dalam mempelajari suatu bidang.
AI dalam mengambil keputusan dalam bidang pendidikan bagi pimpinan lembaga pendidikan akan lebih mempermudah baginya karena data, basis dan pebetahuan informasi yang diperoleh akan lebih akurat dari pada secara manual. Kepala sekolah misalnya, akan lebih mudah dan lebih tepat dalam mengambil keputusan dan kebijakan untuk meningkatkat kualitas pembelajaran dari data yang diperoleh dari sistem AI
Berikut hal-hal yang bisa AI lakukan di bidang pendidikan:
Pembelajaran yang lebih cerdas
Pembelajaran dalam sistem AI ini merupakan pembelajaran yang dipersonalisasi sehingga meningkatkan pengalaman belajar siswa. Pembelajaran AI dalam sistem individual ini menunjukkan bahwa hal ini dapat meningkatkan fokus siswa. Pasalnya, AI memiliki kemampuan untuk mengajar siswa secara individu dan mengenali area yang dibutuhkan untuk menemukan cara pengajaran yang tepat pada siswa melalui kecerdasan buatan tersebut.
Misalnya, jika teknologi ini tahu kamu tertarik dengan mobil balap, maka itu yang akan digunakan sebagai analogi atau contoh untuk memahami materi pelajaran.
Identifikasi bila siswa tak mengerti
Kecerdasan AI bisa mengidentifikasi konsep seperti apa yang tidak dipahami oleh siswa. Sehingga nantinya AI bisa melakukan penyesuaian untuk menemukan cara baru dalam membantu pembelajaran siswa.
Blackboard, salah satu alat di bidang pendidikan kini banyak digunakan perguruan tinggi. Sebuah platform online ini digunakan para profesor untuk merilis catatan, pekerjaan rumah, kuis, dan tes, dan memungkinkan siswa mengajukan pertanyaan dan tugas untuk penilaian. Alat ini juga bisa mengidentifikasi alasan di balik ketidak pahaman siswa.
Menilai tugas
Manfaat lain dari program AI yaitu menilai kedua pilihan ganda dan pertanyaan dengan jawaban singkat. Ke depannya, AI juga bisa menilai pertanyaan esai. Oleh sebab itu, para guru tidak perlu lagi menghabiskan waktu mengerjakan tugas menilai setiap jam karena guru dapat lebih berkonsentrasi pada pengajaran dan interaksi satu lawan satu saja. Siswa juga mendapat hasil nilai langsung melalui AI. Mereka tak perlu menunggu waktu yang lama untuk mendapatkan nilai mereka. Siswa juga akan menuai keuntungan dari guru yang memiliki waktu tambahan untuk proses belajar dan mengajar.
Saat ini di Indonesia contoh penerapan AI learning yakni belajar dengan menggunakan aplikasi QUIPPER dan ruang guru
Kebutuhan akan penggunaan kecerdasan buatan semakin meningkat seiring dengan besarnya manfaat yang didapatkan. Intelligent Tutoring System (ITS) merupakan satu tipe dari sistem kecerdasan buatan yang menangani masalah pembelajaran atau pelatihan. Keuntungan utama digunakannya ITS ini dibandingkan dengan metode yang sering digunakan adalah terciptanya suatu pembelajaran yang lebih efektif.
Dalam hal ini pengguna dituntut tidak hanya memberikan jawaban-jawaban dari permasalahan yang ada dengan benar saja, namun dengan efektif pula, sesuai dengan solusi optimal yang diciptakan oleh sistem kecerdasan buatan yang ada. Sehingga akan membantu user di dalam pembelajaran masalah dengan sangat baik. ITS yang mana didalamnya memuat suatu metode dari sistem kecerdasan buatan akan menghasilkan suatu solusi yang optimal dari permasalahan yang ada. Berdasarakan solusi optimal tersebut, jawaban langkah-langkah yang telah diinputkan akan dibandingkan. Kemudian dengan menggunakan algoritma yang ada, akan dihasilkan suatu keluaran apakah jawaban yang diinputkan sudah efektif atau masih belum.
ITS juga memberikan suatu keluaran berupa evaluasi dari pembelajaran yang dilakukan oleh pengguna, dimana acuan yang didapatkan diperoleh pada saat pengguna melakukan uji coba. Konsep ITS tidak hanya berguna untuk menyelesaikan masalah saja namun juga berguna sebagai suatu sistem yang memberikan evaluasi atau saran kepada pengguna di dalam menyelesaikan masalah. Dalam proses pembelajaran, ITS dapat menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang ada. Pada implementasinya, pemilihan metode pembelajaran akan mempengaruhi jenis teknologi apa yang nantinya akan digunakan pada ITS tersebut.
ITS memiliki begitu banyak efektifitas bagi para pelajar, terutama dalam mengenal dan membiasakan diri dengan dunia teknologi dan alat pembelajaran yang modern. Tetapi sepertinya, metode ini belum cocok untuk diterapkan di Indonesia, karena ITS tentunya hanya dapat disediakan untuk sekolah-sekolah yang elit, yang sudah memiliki kemampuan untuk menyediakan sarana pembelajaran ini. Sedangkan seperti yang kita lihat, sekolah-sekolah di Indonesia belum seluruhnya memiliki kemampuan yang cukup dalam menyediakan sarana ini. Seharusnya, program ini sudah diberlakukan untuk seluruh sekolah di Indonesia agar seluruh pelajar di Indonesia tidak akan canggung lagi saat berhadapan dengan teknologi khususnya komputer di masa-masa yang akan datang. Sebenarnya ini adalah tanggungan pemerintah untuk memajukan pendidikan dan pengetahuan umum para generasi muda di Indonesia. Semoga di masa-masa yang akan datang, pemerintah sudah sanggup untuk menyediakan program ini untuk seluruh sekolah di Indonesia.
C. MANFAAT AI
Segala sesuatu yang diciptakan di dunia ini tentu memiliki tujuan. Begitu pula dengan penciptaan berbagai kecerdasan buatan yang bisa anda temukan di sekitar anda saat ini. Tujuan dari penciptaan teknologi ini tentu saja tidak terlepas dari manfaat yang bisa didapatkan atau dirasakan oleh sang penciptanya dam juga untuk manusia yang ada di dunia ini.
Adapun beberapa manfaat yang bisa diberikan oleh kecerdasan buatan tersebut, antara lain:
- Memberikan penyederhanaan solusi untuk kasus-kasus yang kompleks dan berulang-ulang.
- Masyarakat awam non-pakar dapat memanfaatkan keahlian di dalam bidang tertentu tanpa kehadiran langsung seorang pakar.
- Meningkatkan produktivitas kerja, yaitu bertambah efisiensi pekerjaan tertentu serta hasil solusi kerja.
- Penghematan waktu dalam menyelesaikan masalah yang kompleks.
- Memungkinkan penggabungan berbagai bidang pengetahuan dari berbagai pakar untuk dikombinasikan.
- Pengetahuan dari seorang pakar dapat didokumentasikan tanpa ada batas waktu.
D. DAMPAK NEGATIF TREND AI
Kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) saat ini sudah mulai banyak digunakan dalam berbagai aplikasi digital. Penggunaannya tersebut tidak terlepas dari dampak yang bisa diberikannya.
Tidak bisa dipungkiri memang kalau AI memiliki peranan yang sangat penting, baik dan bermanfaat untuk manusia. Namun apakah penggunaan AI ini tidak memiliki dampak buruk? Jelas saja punya. Lantas, apa saja dampak buruknya? Mari kita lihat efek yang bisa ditimbulkan dari AI itu sendiri di bawah ini:
- Sempitnya lapangan kerja.
- Mentalitas teknologi, hal ini tercermin pada kepercayaan yang berlebihan pada alat (teknosentris), seolah-olah segala sesuatu dapat dipecahkan oleh teknologi dan sesuatu akan lebih meyakinkan kalau dilakukan dengan peralatan dan disertai angka-angka.
- Krisis teknologi, berbagai krisis yang melanda dunia abad ini terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi yang terlalu cepat, sehingga proses adaptasi dan integrasi tidak perlu dilakukan, akibatnya terhadap individu ialah technostress, penyakit urban serta penyakit peradaban.
- Habisnya sumber daya.
- Timbulnya cuaca extrim diakibatkan industri mesin merajalela.
- Pencemaran lingkungan.
- Lingkungan informasi juga akan menimbulkan problem karena pertumbuhannya yang sangat cepat, melampui daya serap dan daya olah manusia.
Untuk kedepannya nanti, seharusnya Artificial Intelligence lebih dapat mendeteksi mana hal yang baik dan mana hal yang buruk, sehingga teknologi dapat dipergunakan sebagaimana mestinya. Sehingga tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang melek teknologi namun merem akhlak.
Permasalahan:
Menurut anda sebagai guru dan researcher to be apa yang harus dipersiapkan untuk menghadapi era AI?
Mengenai permasalahan yang dikemukakan, menurut saya yang perlu dipersiapkan yaitu pertama, terbiasa hadir secara total. Saat kita berinteraksi dengan siapapun, pikiran, jiwa, raga dan pancaindera hadir total. Kita tersambung secara total dengan seseorang yang sedang berinteraksi dengan kita. Kebiasaan melakukan secara total ini membuat kita sulit tergantikan oleh siapapun, termasuk kecerdasan buatan. Kedua, asah keahlian komunikasi dengan sesama. Kita perlu tahu dan mahir, kapan saat berbicara, kapan saat diam, kapan saat berpendapat, kapan saat perlu mendebat, kapan saat perlu mendengar dengan benar. Kemampuan interaksi dan komunikasi dengan pihak lain itu menjadikan kita benar-benar manusia. Membedakan kita dengan kecerdasan buatan apapun.
BalasHapusSaya ingin menambahkan, bahwasanya guru selaku kuasa di sekolah diberikan pelatihan dan sarana dalam mendukung prosesnya ke arah teknologi. Jadi para guru sangat melek di bidang teknologi dan bisa melihat potensi anak didiknya di masa depan sesuai bidang industri yang ia gemari. Lalu mengedepankan kolaborasi, di era saat ini bukan lagi mengedepankan kompetisi tapi kolaborasi dengan semua pihak.
BalasHapusGuru yang dibutuhkan pada era teknologi ini adalah guru yang memiliki empati, memberikan motivasi, berpikir kritis, problem solving, kreatif, selalu berinovasi, berkomunikasi, berkolaborasi, dan berpikir komputasi. Kondisi peserta didik kita saat ini akan dihadapkan dengan kondisi kemajuan teknologi di masa depan sehingga peserta didik pun sejak dini dilatih untuk mengembangkan empati dan keterampilan berpikirnya.
BalasHapusMenurut saya cakap teknologi, open mainded dan kreatif harus dipersiapkan untuk guru menghadapi era AI
BalasHapusPada era 4.0 guru tidak dibebankan mengajar konten. Setiap konten pembelajaran disiapkan oleh komputer yang dilengkapi dengan AI. Persiapan yang bisa dilakukan setiap guru adalah wajib berkontribusi dalam menyiapkan konten pendidikan. Ada banyak cara yang bisa dilakukan, misalnya menulis buku, mendokumentasikan hasil pembelajaran dan mempublikasikan hasil pembelajaran. Selain dari itu, seorang guru haruslah memiliki karakter yang sangat kuat, dikarenakan pada zaman sekarang dan yang akan datang, peserta didik lebih menyukai hal-hal yang instan. Jika karakter guru kuat, maka karakter peserta didik cenderung kuat.
BalasHapusTeknologi AI dalam sistem pendidikan berdampak pada
BalasHapusperan guru sebagai tenaga pendidik. Guru dituntut memiliki kompetensi tinggi
untuk menghasilkan peserta didik yang mampu menjawab tantangan Revolusi
Industri 4.0. lima kompetensi sebagai strategi Guru menghadapi AI yang harus dimiliki yaitu: 1) educational competence, kompetensi mendidik/pembelajaran berbasis internet of thing sebagai basic skill. 2) competence for technological commercialization, punya kompetensi untuk mendidik siswa memiliki sikap kewirausahaan (entrepreneurship) berbasis teknologi dan hasil karya inovasi siswa. 3) competence in globalization, dunia tanpa sekat, tidak gagap terhadap berbagai budaya, kompetensi hybrid dan keunggulan memecahkan masalah (problem solver competence). 4) competence in future
strategies, dunia mudah berubah dan berjalan cepat sehingga punya kompetensi memprediksi dengan tepat apa yang akan terjadi di masa depan berikut strateginya. 5) counselor competence. Mengingat ke depan masalah anak bukan pada kesulitan memahami materi ajar, tetapi lebih terkait masalah psikologis, stress akibat tekanan keadaan yang makin kompleks dan berat, dibutuhkan guru yang mampu berperan sebagai konselor/psikolog. Jadi ketika kita akan memperbaiki mutu pendidikan maka kita harus memperbaiki kualitas guru terlebih dahulu sehingga saat kedatangan teknologi AI tidak menghambat guru dalam kegiatan belajar mengaja